Dibalik Penghargaan PCNO: Profil Teguh Santosa, Tokoh Pers yang Menginspirasi

JAKARTA, JABATNEWS.COM — Pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024 yang diadakan di kawasan Ancol, Jakarta Pusat, pada Selasa 21 Februari 2024, Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa, menjadi salah satu penerima penghargaan bergengsi, yaitu Press Card Number One (PCNO).
Penghargaan tersebut, yang diberikan dalam SK nomor 021-SK/PWI-P/HPN/I/2024 tanggal 9 Februari 2024, merupakan bentuk apresiasi terhadap dedikasi serta kontribusi Teguh Santosa dalam dunia jurnalisme.
Dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Penanggung Jawab HPN 2024, Hendry Ch. Bangun, bersama Ketua Panitia HPN 2024, Marthen Selamet Susanto, disebutkan bahwa PCNO diberikan kepada individu yang telah menunjukkan kinerja profesional, berdedikasi, dan pengorbanan terhadap dunia pers serta kemerdekaan pers dalam rentang waktu pengabdiannya.
Juga disebutkan, “Pemberian ini melambangkan usaha masyarakat pers untuk mengakui prestasi orang-orang yang patut menjadi teladan, dengan harapan bisa menjadi inspirasi bagi generasi pers, terutama yang muda, serta meneruskan warisan yang berharga dari mereka.”
Teguh Santosa, yang juga merupakan pendiri Kantor Berita Politik RMOL, memiliki rekam jejak yang gemilang dalam dunia jurnalisme.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Luar Negeri PWI Pusat (2013-2018) dan Anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat (2018-2020).
Selain itu, ia juga aktif dalam kancah internasional sebagai Wakil Presiden Confederation of ASEAN Journalists (CAJ) pada tahun 2018.
Penghargaan PCNO tidak hanya mengakui kontribusi Teguh Santosa di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional.
Sebagai pembicara di berbagai forum internasional di Korea Selatan, Korea Utara, Maroko, Kuba, dan Venezuela, serta sebagai petisioner masalah Sahara Barat di PBB New York, Teguh Santosa telah memberikan sumbangsih yang berarti dalam mendukung kebebasan pers dan perdamaian dunia.
Tidak hanya itu, Teguh Santosa juga aktif sebagai observer pemilu di berbagai negara seperti Federasi Mikronesia, Maroko, dan Venezuela.
Ia memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dengan gelar S-1 dari Universitas Padjadjaran Bandung, S-2 dari University of Hawaii at Manoa (UHM), Amerika Serikat, dan pengalaman belajar di National University of Singapore (NUS).
Saat ini, ia tengah menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Jurusan Hubungan Internasional Unpad.
Selain kontribusi aktifnya dalam dunia jurnalisme, Teguh Santosa juga seorang penulis yang produktif dengan beberapa buku yang telah ditulisnya, antara lain “Komisi I” (2009), “Di Tepi Amu Darya” (2018), “Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik” (2018), dan “Buldozer dari Palestina” (2022).
Penghargaan PCNO yang diterima oleh Teguh Santosa juga menjadi pengakuan atas perannya dalam sejumlah kegiatan yang diakui oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Keberhasilan dan dedikasi Teguh Santosa dalam dunia jurnalisme tidak hanya menjadi inspirasi bagi insan pers muda, tetapi juga menunjukkan bahwa perjuangan untuk kebebasan pers dan perdamaian dunia adalah hal yang tak kenal lelah. (JN)