Kemenimipas dan Kemnaker Bersinergi Tingkatkan Pelatihan di Lapas

Foto Kemenimipas Agus Andrianto dan Kemnaker Yassierli

JAKARTA, JABATNEWS.COM —Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) menyambut baik inisiatif Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dalam membangun sinergi untuk mengoptimalkan pembinaan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Staf Khusus Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Abdullah Rasyid, menyatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti hasil pertemuan antara Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, dan Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, pada 8 Januari lalu.

“Melalui kolaborasi dengan Kemnaker ini, kami berharap dapat menciptakan perbaikan signifikan dalam tata kelola pembinaan di Lapas.

Kami siap mendukung kebutuhan yang diperlukan untuk menjalin kerja sama yang sinergis,” ujar Rasyid pada Jumat pagi (17/01/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyampaikan rencana pihaknya untuk menghadirkan pojok pelatihan vokasi di Lapas.

Program ini akan memberikan pelatihan keterampilan dan sertifikasi kompetensi bagi warga binaan. Kemnaker juga akan menyediakan modul pelatihan, instruktur, serta sertifikasi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

“Kami ingin memberikan peluang bagi penghuni Lapas untuk memperoleh keterampilan yang relevan dan terstandarisasi. Dengan demikian, mereka memiliki bekal untuk berkontribusi di dunia kerja setelah kembali ke masyarakat,” ujar Yassierli.

Potensi Warga Binaan
Rasyid menambahkan bahwa saat ini terdapat sekitar 270.000 warga binaan yang tersebar di 374 Lapas, 162 Rutan, 94 Bapas, 33 cabang Rutan, dan satu rumah sakit.

Menurutnya, warga binaan memiliki potensi besar untuk mendukung sektor ketenagakerjaan dan sektor lain, termasuk ketahanan pangan, sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita Presiden Prabowo.

“Warga binaan memiliki latar belakang yang sangat beragam, mulai dari lulusan sekolah dasar hingga profesor. Ada yang memiliki keterampilan rendah, tetapi ada juga yang ahli di bidang tertentu, seperti teknologi informasi. Jika Kemnaker mampu menyediakan pelatihan yang mencakup semua kebutuhan ini, hasilnya akan sangat produktif,” jelas Rasyid.

Mengurangi Stigma Narapidana
Rasyid juga menyoroti bahwa salah satu tantangan utama bagi warga binaan setelah keluar dari Lapas adalah stigma masyarakat.

“Dengan keterampilan yang mumpuni dan sertifikasi yang diakui, kami berharap mereka dapat diterima dengan baik di masyarakat. Ini adalah langkah penting untuk mengurangi stigma tersebut,” tambahnya.

Kemenimipas dan Kemnaker akan terus berdiskusi untuk memastikan dukungan sistem dan infrastruktur yang dibutuhkan guna merealisasikan program ini.

Langkah kolaboratif ini diharapkan mampu memberikan dampak positif, tidak hanya bagi warga binaan, tetapi juga bagi pembangunan nasional. (JN/Anes)

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *