HIPKI dan SMM Bahas Harga Referensi Silika Internasional

JAKARTA, JABATNEWS.COM —Meningkatnya potensi pasar silika global mendorong Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia (HIPKI) untuk mengambil langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen utama mineral kritis tersebut.

Dalam rangka itu, HIPKI menggelar pertemuan khusus dengan perwakilan Shanghai Metal Market (SMM), lembaga riset dan penyedia informasi harga berbasis di Tiongkok, guna membahas kerja sama pembentukan harga acuan internasional untuk silika.

Pertemuan berlangsung di sela-sela kegiatan International Critical Mineral Conference (ICM) 2025, yang digelar pada 3–5 Juni 2025 di Hotel Pullman Jakarta.

Acara ini mempertemukan para pemangku kepentingan industri pertambangan global untuk membahas tata kelola dan masa depan mineral kritis, termasuk silika.

Ketua Umum HIPKI, Ady Indra Pawennari, menjelaskan bahwa silika, terutama dalam bentuk pasir kuarsa berkualitas tinggi, merupakan salah satu komoditas strategis dalam era transisi energi global.

“Silika adalah mineral kritis yang sangat dibutuhkan oleh berbagai industri strategis seperti panel surya, semikonduktor, dan baterai. Indonesia memiliki cadangan besar, tetapi belum memiliki posisi tawar yang kuat di pasar internasional karena belum adanya mekanisme harga yang transparan dan disepakati bersama,” ujar Ady, Kamis (5/6/2025).

Menurutnya, pembentukan harga acuan silika internasional merupakan langkah penting untuk menciptakan tata kelola pasar yang lebih adil dan berkelanjutan, sekaligus menghindari dominasi pembeli dalam penentuan harga.

Menanggapi hal tersebut, Senior Marketing Manager SMM, Horin Dong, menyampaikan bahwa pihaknya siap bekerja sama dengan HIPKI untuk merancang sistem harga referensi silika yang kredibel.

“Kami ingin harga acuan ini mencerminkan kondisi nyata di lapangan dan menjadi rujukan global. Peran produsen seperti Indonesia sangat penting dalam mewujudkan hal tersebut,” ujar Horin.

Strategic Research and Development Officer HIPKI, Mokh Sobirin, menambahkan bahwa harga acuan dapat menjadi alat penting untuk memperkuat daya saing industri dalam negeri. Ia mencontohkan keberhasilan penerapan harga acuan pada komoditas nikel yang mampu menciptakan keadilan pasar dan mendorong pertumbuhan industri nasional.

“Silika juga memerlukan mekanisme serupa agar produsen dalam negeri tidak terus berada di bawah tekanan pasar yang dikuasai pembeli besar,” jelas Sobirin.

Sebagai langkah awal, HIPKI dan SMM telah sepakat membentuk tim teknis gabungan. Tim ini akan bertugas menyusun indikator harga, metodologi pengumpulan data, serta merancang mekanisme partisipasi yang melibatkan pelaku usaha dari sektor hulu hingga hilir.

Sobirin menegaskan bahwa kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pasar silika yang lebih sehat, terbuka, dan berkelanjutan, serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain kunci dalam pasar global. (JN/Abdi)

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *